Rabu, 28 April 2010

LIBERALISME dan NEOLIBERALISME

Liberalisme merupakan lawan atau oposite dari pandangan realisme yang kita bahas sebelumnya. Kata liberal berasal dari bahasa latin yang berarti bebas atau merdeka. Tidak seperti realis yang memandang negatif tentang sifat manusia, liberalis lebih memandang sifat manusia dari sisi positif. Dasar pandangan kaum realis adalah optimisme, kebebasan, kerjasama, koopearatif, perdamaian dan kemajuan. Optimisme akan kerjasama dan kooperasi antara yang satu dengan yang lain, diyakini dapat mendatangkan keuntungan bersama yang akan menimbulkan kemajuan dalam taraf hidup serta perdamaian dapat dicapai. Manusia dipercaya memiliki akal pikiran yang cerdas dan dapat menyelesaikan masalah-masalah internasional dengan menggunakan daya pikir yang rasional. Tidak dipungkiri bahwa sebenarnya manusia memiliki sifat selfish dan competitief, namun dalam mewujudkan semua kepentingannya manusia juga butuh kerjasama baik di skala domestik maupun internasional. Kerjasama tadi akan menimbulkan sikap kooperatif dan kolaboratif yang kemudian menghasilkan keuntungan bersama. Mereka yakin bahwa ketakutan manusia akan kekalahan dan dorongan nafsu kekuasaan dapat dikalahkan oleh akal pikiran. Konflik dan perang memang tidak dapat dihindarkan, namun ketika manusia memakai akal pikirannya mereka dapat mencapai kerjasama yang saling menguntungkan bukan hanya dalam negara tapi juga lintas batas internasional .

Aktor utama dalam analisis liberalisme adalah individu. Perhatian dasar liberalisme adalah kebahagiaan dan kesenangan individu . Negara memang penting, tetapi yang menggerakkannya adalah individu-individu di dalamnya yang berperan sebagai aktor. Menurut John Locked, tidak hanya negara yang bergerak dalam permasalahan internasional, lingkup internasional terlalu kompleks jika hanya dianalisis dari negara saja. Masih banyak aktor individu lain yang berperan termasuk organisasi, perusahaan, asosiasi, LSM dan masih banyak yang lainnya.

Dalam sistem internasional, liberalis sangat menitikberatkan pada kerjasama. Liberalisme mendukung kebebasan suatu individu dalam melaksanakan kerjasama baik dalam lingkup domestik maupun internasional. John Locked berpendapat apabila setiap negara menjamin kebebasan individu maka akan timbul perkembangan yang besar bagi kemajuan hidup manusia dalam civil society dan perekonomian kapitalis modern . Keyakinan akan sifat positif manusia serta akal pikiran dan rasionalitasnya mendorong lahirnya proses modernisasi di dunia. Kaum liberal menganggap modernisasi menjadikan hidup lebih baik, tingkat kesejahteraan material meningkat dan terbebas dari pemerintahan yang otoriter. Kerjasama dalam mencapai masyarakat internasional yang saling menguntungkan memang bukanlah hal yang mudah, hal tersebut membutuhkan proses yang panjang dan melalui banyak rintangan. Semua kaum liberal sepakat bahwa dalam jangka panjang kerjasama yang berdasarkan pada kepentingan tibal balik akan berlaku . Hal tersebut juga disebabkan oleh modernisasi yang terus meningkatkan ruang lingkup dan kebutuhan bagi kerjasama (Zacher dan Matthew 1995:119). Ini kembali lagi kepada asumsi bahwa bila manusia menggunakan akal pikiran dan rasionalitasnya, maka jalan menuju kebaikan bersama melalui kerjasama akan terbuka lebar dan bukanlah hal yang mustahil dapat tercipta kesejahteraan global dan perdamaian dunia. Hubungan internasional diyakini dapat bersifat kooperatif atau kerjasama daripada konfliktual. Masalah dan konflik memang akan terus ada sejauh semuanya memiliki kepentingan yang sama. Namun, dalam mencari jalan keluar untuk penyelesaian konflik tersebut dibutuhkan kerjasama dan kesepakatan dalam proses penanggulangannya. Itulah sebabnya tidak hanya konflik yang dapat terjadi dalam masalah internasional, tetapi kerjasama juga akan muncul.

Proses penanggulangan konflik yang baik melalui kerjasama akan dapat mengakhiri konflik dan meredam terjadinya perang. Meningkatnya pola kerjasama dalam hubungan internasional dan munculnya modernisasi juga menimbulkan rasa saling ketergantungan atau interdependensi antar negara-negara di dunia. Negara menjadi tidak begitu penting dan digantikan oleh aktor-aktor transnasional. Kemanana bukan lagi menjadi tujuan utamana negara, melainkan kerjasama dan kesejahteraan menempati pusisi pertama. ”Interdependensi kompleks” menunjukkan suatu dunia hubungan internasional yang lebih damai .

Kemudian, pada kenyataannya optimisme kaum liberal tidak dapat dijamin dan dunia tetap dalam keadaan yang anarki. Hal tersebut sangat sulit untuk dihindarkan. Inilah yang yang dikritisi oleh kaum neorealis pada pemikiran kaum liberalis. Neorealis beranggapan bahwa sepanjang anarki tetap berjalan, kita tidak akan dapat melepaskan diri dari menolong diri sendiri dan dilema keamanan . Beberapa kaum ’liberalis kuat’ membantah dan tetap yakin bahwa dunia memang berubah dengan caranya sendiri, namun tetap menuju pada kerjasama dan perdamaian sesuai dengan harapan kaum liberalis. Namun, ada beberapa kaum ’liberalis lemah’ yang akhirnya menerima beberapa pernyataan dari kaum neorealis bahwa dunia ini memang anarki dan karenanya keuntungan bagi diri sendiri sangat mustahil untuk dihindarkan. Kemudian anarki dipandang tidak sepenuhnya negatif, tetapi anarki dapat menjamin perdamaian diantara negara-negara demokrasi liberal dan itu disebut anarki positif. Inilah awal munculnya paham neoliberalisme. Kaum neoliberalisme sangat concern pada bidang ekonomi. Mereka menyerukan mengenai perdagangan bebas yang menjadikan individu bebas melakukan aktivitas ekonomi dan perdagangan samapi melewati lintas batas internasional dengan seminim mungkin campur tangan dari pemerintah. Campur tang pemerintah hanya akan mengurangi efektivitas ekonomi dan keuntungan yag didapat dari negara lain menjadi berkurang. Kaum neoliberalis tidak meninggalkan asumsi dasar liberalisme mengenai kerjasama, namun kebutuhan dalam menguntungkan diri sendiri juga tidak diabaikan. Mereka beranggapan keadaan semacam ini justru yang menimbulkan perdamaian karena kerjasama tetap berjalan dan semua bisa sejahtera.

Menurut saya, kerjasama yang ditekankan oleh kaum liberalis masuk akal kaena negara-negara di dunia memang berada dalam kondisi saling ketergantungan dan kekurangan di beberapa sisi. Untuk melengkapi kekurangan tersebut diperlukan join dnegan negara lain. Namun, peminimalan campur tangan pemerintah sepertinya merupakan hal yang mustahil, karena sampai saat ini negara merupakan aktor terdepan dalam dunia internasional, meskipun memang banyak aktor transnasional lainnya. Keanarkian memang sangat sulit untuk dihindarkan karena manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya. Namun, kerjasama dan kearifan dalam hidup juga perlu dilakukan untuk menjaga keseimbangan dalam hidup.

Sources:
Sorensen, George and Robert Jackson. “Introduction to International Relations”. New York:Oxford University Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar