Rabu, 28 April 2010

Perang, Geoekonomi dan Geopolitik Minyak dan Gas

Kebutuhan manusia akan hidup tidak terlepas dari kebutuhan sehari-hari. Manusia membutuhkan makan untuk terus dapat beraktifitas dan melangsungkan hidupnya. Dalam beraktifitas di dunia yang modern saat ini, manusia juga menggunakan fasilitas-fasilitas dari hasil kecanggihan teknologi yang dapat mendukung kinerjanya, seperti kendaraan bermotor dan alat-alat elektronik lainnya. Untuk dapat menajalankan kendaraan bermotor, memasak, menghasilkan listrik dan kegiatan lainnya, dibutuhkan minyak dan gas. Tidak dapat dipungkiri kedua hasil alam ini menjadi sumber daya yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Manusia sudah membuat segalanya terlanjur bergantung pada minyak dan gas dengan membuat alat yang bahan bakarnya berasal dari dua sumber daya alam tersebut. Dan celakanya, minyak dan gas alam merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan sekarang termasuk langka. Konsekuensinya adalah semuanya saling memperebutkan barang tersebut guna mencukupi dan memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. Karena jumlah penduduk di dunia semakin bertambah, berarti setiap negara harus berusaha keras memenuhi kebutuhan seluruh warga negara mereka, termasuk kebutuhan akan bahan bakar minyak dan gas alam.


Tidak semua negara memiliki sumber daya minyak di wilayah teritorialnya. Hanya negara-negara tertentu saja yang memiliki cadangan minyak dan gas alam yang berkapasitas tinggi. Karena minyak merupakan barang yang sangat dibutuhkan dan tergolong langka, maka harganya pun akan menyesuaikan dengan tingkat suplay dan demand. Jika produksi minyak melemah dan permintaannya banyak, maka harga minyak akan terus melambung. Secara otomatis, negara yang menghasilkan dan menjual minyaknya akan mendapatkan keuntungan yang besar. Devisa negara akan bertambah dan ia akan menjadi negara yang memiliki pengaruh karena sumber daya yang dimilikinya dibutuhkan oleh seluruh dunia. Itulah sebabnya, mengapa negara-negara di kawasan timur tengah sering diperebutkan oleh negara-negara besar seperi Amerika. Di kawasan tersebut mayoritas lahannya menyimpan cadangan minyak yang sangat besar. Itu membuat negara-negara lain menjadi ”iri” dengan kelebihan tersebut dan berambisi ingin memilikinya. Negara-negara lain beranggapan apabila dapat menguasai ladang minyak dan gas bumi, maka secara otomatis dapat meraih untung yang besar dan menjadi negara dengan power atau pengaruh yang besar pula. Inilah yang akhirnya menimbulkan konflik bahkan peperangan antar negara. Minyak dan gas alam menjadi alasan utama.


Ekonomi merupakan segala urusan manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mencapai kemakmuran. Sedangkan geografi adalah ilmu mengenai bumi dan keruangan. Jadi Geoekonomi dapat diartikan sebagai dinamika pemenuhan kebutuhan manusia dalam mencapai kemakmuran di suatu tempat atau wilayah. Dalam melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi, perlu dicermati pula faktor-faktor geografi yang mempengaruhi. Minyak merupakan salah satu produk ekonomi yang hanya terdapat di wilayah-wilayah tertentu di permukaan bumi. Negara-negara besar seperti Amerika melihat peluang yang sangat besar tersebut dan mereka ingin menguasai bagian-bagian bumi yang memiliki cadangan minyak meskipun wilayah tersebut merupakan daerah teritorial suatu negara. Ini merupakan salah satu strategi negara untuk menguasai perekonomian sekaligus perpolitikan di dunia internasional.


Salah satu contoh kasusnya adalah perang Irak oleh Amerika serikat. Tidak heran Amerika menginginkan penguasaan terhadap Irak, karena Irak memiliki cadangan minyak sebesar 112, 5 milliar barrel (nomor satu adalah Arab Saudi dengan 262, 697 milliar barrel). Memerangi terorisme merupakan salah satu alibi dari Amerika untuk menghancurkan pemerintahan Saddam Hussein. Padahal yang sebenarnya adalah ingin menguasai cadangan minyak di Irak dan mengeksplorasinya. Minyak merupakan salah satu penopang ekoomi terbesar Amerika karena banyak perusahaan minyak Amerika yang beroperasi di Teluk dan memproduksi sebagian besar suplai minyak dunia. Hal tersebut merupakan alasan Amerika untuk menguasai Irak dan negara-negara Timur Tengah lainnya.


Akibat adanya perang tersebut berdampak pada harga minyak yang melambung tinggi karena terjadi kelangkaan. Produksi minyak di negara yang sedang berperang menjadi terhambat dan mengurangi pasokan minyak untuk seluruh dunia. Perang juga dapat merusak tatanan pemerintahan serta pembangunan dalam suatu negara. Termasuk dalam bidang ekonomi, perekonomian domestik negara yang sedang dilanda perang akan kacau balau dan tidak terkontrol karena pemerintah sibuk mengurus perang dan mencari jalan keluar dari konflik yang ada. Rakyat yang bertugas menjalankan roda perekonomian negara menjadi menurun semangatnya karena dilanda rasa cemas dan takut akibat adanya perang di negaranya.

Sources:

Perwita, Anak Agung B dan Yanyan M.Y. 2006. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional.

Bandung: Rosda

Conant, Melvin. 1988. Sumber Daya dan Konflik: Minyak-Contingencies yang Mungkin, dalam Konflik Dunia Ketiga dan Keamanan Dunia. Jakarta: Bina Aksara

Mitchell, John. Et.al. 2001. The New Economy of Oil: Impacts on Business, Geopolitics and Society. London: Earthscan

Noreng, Qystein. 1983. Minyak dalam Politik: Upaya Mencapai Konsensus International. Jakarta: Rajawali


Tidak ada komentar:

Posting Komentar