Rabu, 28 April 2010

NEOREALISM and NEOLIBERALISM


Pemikiran neorealisme dan neoliberalisme ini muncul dari metode baru dalam mempelajari HI yaitu behavioralisme. Pasca perang dunia kedua, kaum behavioralisme mulai melihat dan meneliti disiplin akademik HI melalui fakta dan mengadakan hipotesis serta pengumpulan data kemudian mencoba menjelaskannya secara ilmiah. Behavioralis berbeda dengan kaum tradisional yang memahami HI dari pengetahuan sejarah, norma dan nilai-nilai. Sekitar pada tahun 1950-an sebenarnya sudah mulai muncul perdebatan-perdebatan mengenai asumsi-asumsi dasar dari realisme dan liberalisme. Namun, perdebatan demi perdebatan mulai memanas pada awal tahun 1980-an. Terdapat dua jurnal dominan yang saat itu sedang hangat dibiperdebatkan. Yang pertama adalah mengenai International Organization , dan yang kedua adalah International Security.

Neorealisme

Neorealisme merupakan varian turunan dari perspektif realisme. Neorealisme juga biasa disebut dengan realisme structural sedangkan realisme pendahulunya disebut dengan realisme klasik. Neorealisme dimulai dari pemikiran Kenneth Waltz yang ia tulis dalam bukunya yang berjudul “Theory of International Politics” (1979). Waltz memfokuskan pada ‘struktur’ sistem internasional dan konsekuensi dari struktur tersebut bagi hubungan internasional. Realisme dan neorealisme sama-sama melihat bahwa negara memang bersifat keras dan mengutamakan keamanan karena hal tersebut dibutuhkan dalam politik internasional untuk mempertahankan power.


“International Politicsis......struggle for power” (Morgenthau: 1985)


Yang berbeda dari pemikiran realisme dan neorealisme adalah cara memandang mengapa politik internasional digunakan sebagai arena perebutan kekuasaan. Menurut kaum realis tradisional, anarkisme dalam dunia tersebut bersumber dari hakekat sifat dasar manusia yang selfish, egois dan takut akan kekalahan sebagaimana yang dikembangkan oleh Tucydides, Machiavelli dan Hobbes. Berbeda dengan kaum realis klasik, kaum neorealis melihat anarkisme dunia politik internasional buan berasal dari hakekat sifat dasar manusia, tetapi karena adanya struktur yang menjadi konteks dari perilaku negara-negara di dunia. Negara perlu melakukan proteksi untuk dirinya sendiri (self help) dalam menjaga keamanan dan memperbesar kekuatan serta kekuasaan (power) dalam sistem internasonal yang struktural anarki. Dalam sistem yang anarki, negara harus memiliki sarana kekuatan seperti militer, untuk menunjukan kekuatan dan sebagai alat pertahanan keamanan dari negara lain. Kekuatan militer untuk menjaga keamanan dan mempertahankan diri ini, juga akan memicu rasa khawatir negara lain yang kemudian juga akan mempertinggi kekuatan militernya. Ini dilakukan karena ada perasaan teracam dan takut diserang karena negara lain memiliki kekuatan militer yang besar. Hal ini kita kenal dengan nama security dilemma. Neorealis beranggapan bahwa sepanjang anarki tetap berjalan, kita tidak akan dapat melepaskan diri dari menolong diri sendiri dan dilema keamanan.

Neorealis menekankan pentingnya struktur dalam pembentukan perilaku suatu negara dan membedakan antara politik internasional dan politik domestik. Politik internasional bersifat anarki karena negara-negara selalu bersaing untuk mendapatkan interest mereka. Sedangkan politik domestik bersifat hierarkis yang didalamnya terdapat tatanan pemerintahan. Keduanya menunjukan bahwa terdapat dua prinsip pengorganisasian sistem yang berlainan. Dalam bukunya yang berjudul “Theory of International Politics” (1979), Waltz juga menuliskan dua karakteristik lain yang membentuk pandangan neorealis, yaitu unit dalam sistem dan distribusi kapasitas unit dalam sistem. Negara digambarkan sebagai unit dan setiap unit memiliki fngsi yang serupa yaitu menjamin kelangsungan hidupnya. Meskipun setiap unit memiliki fungsi yang sama, tetapi mereka memiliki kemampuan dan kapabilitas yang berbeda-beda. Tokoh-tokoh ilmuan neorealis lainnya adalah Stephen Krasner, Robert Gilpin, Barry Buzan, Richard Little dan Charles Jones.

Neoliberalisme

Neoliberalisme merupakan varian pembaharuan dari liberalisme. Paham neoliberalisme tetap percaya pada kemajuan, perubahan dan perdamaian seperti pendahulunya, liberalisme. Neoliberalisme melihat kerjasama sebagai sesuatu yang akan menguntungkan secara berkelanjutan. Kerjasama di satu wilayah transaksi akan membuka jalan bagi kerjasama di wilayah lain (Hass 1958: Keohane and Nye 1975). Neoliberalisme memiliki beberapa varian. Yang pertama adalah liberalisme komersial atau interdependensi yang fokus pada free trade dan open market. Yang kedua adalahliberalisme republikan yang fokus pada isu-isu demokrasi dan Hak Asasi Manusia. Yang ketiga adalah liberalisme sosiologi yang menekankan pada kerjasama dan interaksi. Dan yang terakhir adalah liberalisme institusional yang menekankan pada pentingnya organisasi dan institusi internasional.

Awal mula neoliberalisme dimulai dari adanya beberapa kaum ’liberalis lemah’ yang akhirnya menerima beberapa pernyataan dari kaum neorealis bahwa dunia ini memang anarki dan karenanya keuntungan bagi diri sendiri sangat mustahil untuk dihindarkan. Kemudian anarki dipandang tidak sepenuhnya negatif, tetapi anarki dapat menjamin perdamaian diantara negara-negara demokrasi liberal dan itu disebut anarki positif. Inilah awal munculnya paham neoliberalisme. Kaum neoliberalisme sangat concern pada bidang ekonomi. Mereka menyerukan mengenai perdagangan bebas yang menjadikan individu bebas melakukan aktivitas ekonomi dan perdagangan hingga melewati lintas batas internasional dengan seminim mungkin campur tangan dari pemerintah. Kaum neoliberalis tidak meninggalkan asumsi dasar liberalisme mengenai kerjasama, namun kebutuhan dalam menguntungkan diri sendiri juga tidak diabaikan. Mereka beranggapan keadaan semacam ini justru yang menimbulkan perdamaian karena kerjasama tetap berjalan dan semua bisa sejahtera.

Neorealisme dan neoliberalisme

Kedua perspektif ini memang barasal dari dua perspektif utama yang berbeda. Tetapi ternyata keduanya sama-sama beranggapan bahwa struktur merupakan faktor penentu dari tingkah laku para aktor dalam dunia internasional. Karena persamaan ini, keduanya saling mengakomodir satu sama lain. Neorealis beranggapan bahwa negara merupakan aktor terpenting dalam dunia internasional, tetapi tidak menyangkal keberadaan dan partisipasi aktor individu selain negara yang juga berperan lebih. Begitu pula dengan neoliberalis yang kemudian mengakui bahwa keberadaan dan peran negara dalam hubungan internasional juga tidak dapat dipisahkan dan dihindarkan begitu saja. Sifat anarki dan kooperatif dalam dunia internasional tidak bisa dipisahkan. Keduanya berjalan secara berkesinambungan dalam mewarnai perputaran roda hubungan internasional.

Sources:

Sorensen, George and Robert Jackson. Introduction to International Relations. New York:

Oxford University Press

Burchill, Scott and Linklater, Andrew., 1996. Theories of International Relations. New

York: ST. Martin;s Press,inc.


1 komentar:

  1. sorry numpang copy ya ..
    salam kenal.

    by, Arnot D Vredburg { fb }

    BalasHapus